Disklosur pada Negara Pasar Berkembang
Disklosur
pada laporan tahunan perusahaan di negara yang pasar modalnya sedang berkembang
(selanjutnya disingkat negara pasar berkembang) biasanya lebih sempit dan
kurang handal (realible). Disklosur yang tidak lengkap dan menyesatkan serta
kurangnya proteksi investor merupakan faktor- faktor yang menyumbang terjadinya
krisis keuangan Asia Timur 1977.
Tabel
5.1 Peringkat Opasitas Laba
Dari
Terkecil ke Terbesar
1. Amerika Serikat
|
13. Swiss
|
25. Afrika Selatan
|
2. Norwegia
|
14. Swedia
|
26. Malaysia
|
3. Portugal
|
15. Jerman
|
27. Italia
|
4. Brasil
|
16. Belanda
|
28. Pakistan
|
5. Belgia
|
17. Finlandia
|
29. Jepang
|
6. Meksiko
|
18. Austria
|
30. Cili
|
7. Kanada
|
19. Thailand
|
31. India
|
8. Prancis
|
20. Irlandia
|
32. Indonesia
|
9. Australia
|
21. Hong Kong
|
33. Korea Selatan
|
10. Spanyol
|
22. Singapura
|
34. Yunani
|
11. Inggris
|
23. Taiwan
|
|
12. Denmark
|
24. Turki
|
5.5.
Implikasi Bagi Para Manajer dan Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai
laporan keuangan harus waspada terhadap berbagai variasi praktik pelaporan
keuangan dan tingkat disklosur. Meskipun para manajer di banyak perusahaan
masih tetap dipengaruhi oleh biaya disklosur informasi properti, baik disklosur
sukarela maupun disklosur wajib mengalami peningkatan di seluruh dunia.
Sumber
:
http://fajrias.blogspot.com/2013/04/akuntansi-internasional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar